Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 26 Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri. Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar).
Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss(1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur(2005), A Mild Live Reborn Republic Slank(2005), Slankissme (2006), Slow But Sure(2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18(2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).
Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.
Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.
Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk air.
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama
Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan
Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu
Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.
[1]
Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk
Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka
cowok selengean[1], atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para
Slanker.
Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.
[1]Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke tigabelas dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.
[1]
Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album
Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang
Memang dan
Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang
Issabella milik Search. Musik padu-padan
rock and roll blues a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.
Album kedua mereka,
Kampungan, meraih sukses yang sama.
[1] Single dari album ini
Mawar Merah dan
Terlalu Manis dibuat dalam dua versi.
Suka-suka dan
Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi
Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album
Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu
Nina Bobo.
1993 Desember, Slank merilis album ketiga
Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah
Piss dan
Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose
Jim Morissonwalaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim, namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.
1994, Slank merilis
Generasi Biru dengan andalan
Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan
Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di
RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka,
Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single
Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul
Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.
Pada saat menggarap album ke enam
Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.
[1] Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank.
Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan.
"Lo jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah loe! gue tulis surat Ini pake darah. Jangan sampe gue tulis surat berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Slank sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari.
[2] Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan
[2]
Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album
Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single
Koepoe Liarkoe dan
Tonk Kosongmembuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.
Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di
Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. Hanya Kaka yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis.
[3]
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus.
[4] "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.
[4]
Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan
Abdee Negarayang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di
Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.
Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album
Tujuh yang dirilis Januari 1997 dengan tembang handal
Balikin. Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba menguatkan niat mereka. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy dalam hitungan minggu. Bimbim menyumbang suaranya dalam
Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah
Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank.
Album
Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi.
Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul
Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang
Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album
Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim
Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan,
Aktor Intelektual dan
Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara
live di album ini.
1998, Slank menyelenggarakan
Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu
Pintudan
Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di
Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul
999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single
Bintang Kesiangan dan
Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah
Orkes Sakit Hati, Ngangkang,serta
Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan single. Lagu
Orkes Sakit Hatimemang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album.
Sista Pettyalbum abu-abu dan
Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel
De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu
Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di
Potlot.
Virus dirilis pada 2001. Berisi single
Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang
Lembah Baliemdengan akhiran
Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan
Symphaty Blues,Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu
Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu
Pak Tani merekam keributan penonton di Jember,
[5] dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu
Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu
Kamu Harus Pulang yang menjadi pamunskas.
Slank merilis album studio kesebelas
Satu Satu (11) 2003.
Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan
Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film
Novel Tanpa Huruf R.
Lagu Gara-Gara Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi
AMI Awardkategori
Album Rock Terbaik . Cover depan album ditulis
Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di
Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan
Marshanda dan beberapa remaja lainnya.
[butuh rujukan]
Slank lalu menyelenggarakan
Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka :
Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini.
That's All, direkam pada konser
Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul
Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu
I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario
RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album
Bajakan.
Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser
Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini.
Ending album
Bajakan adalah
Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama
Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.
[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul
Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya
Netral,
Ungu,
Koil, dll.
Live perdana duniaSunting
Memasuki tahun 2004 Kaka mengubah citra dirinya dengan rambut
mohawk. Slank dan
Naif menggelar konser bersama bernama
Road to Peace 24 Kota. Pada kesempatan konser ini Slank membawakan lagu-lagu baru dan belum pernah direkam secara live untuk dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama
Road to Peace. Naif berkolaborasi di lagu
Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank beserta lagu
P3K yang juga direkam di Potlot. Lagu lainnya direkam langsung di atas panggung.
Mars Slankers dan
Salah menjadi andalan album ini.
Ada juga karya Mochtar Embut berjudul
Mars Pemilu dengan aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti
Greateful Dead dan
Blues Traveler, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. Bahkan lagu
Make Love Not Wardirekam saat Slank sedang
checksound di
Yogyakarta. Klip lagu
Mars Slankermencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan pada lagu
Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut. Bonus album ini adalah poster dan masker berlogo peace karya Slanker Makassar bernama Firman.
2004, Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara
MTV Asia Aid, Thailand, dan membawakan
Karikatur, album
Satu-satu. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah
Simple Plan,
Rain,
Siti Nurhaliza,
Namie Amuro,
Jay Chou,
Hoobastank, dll. Akhir 2004, merilis
P.L.U.R,singkatan
Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank yang sebelumnya setia dengan jargon
Piss. ANdalannya
Ku Tak Bisa, Biru, dan
Juwita Malam ciptaan
Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu
Juwita Malam dan
Biru masuk dalam soundtrack film
Banyu Biru yang dibintangi
Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu
Indonesiakan Una. Bonus sticker, poster, kalender. Akhir tahun 2005 majalah
GitarPlus mengapresiasi Slank dengan album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan
Gigi,
Edane, dan
Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung
blues rock 'n roll menyaru ke permainan gitar
rock modern.
2004 pula, ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota
Surabaya, 26 Desember, bertepatan dengan bencana besar di
Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu
Atjeh Investigation. Lagu
Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.
[butuh rujukan]
Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album
P.L.U.R tersebut. Akhirnya pada awal tahun 2005, Slank dan
Iwan Fals diajak oleh
Deteksi Productionuntuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul
Bersatu Dalam Damai. Dalam konser Slank dan Iwan Fals terkumpul 2,9 Milyar Rupiah yang kemudian disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol.
Tahun
2005, Slank di daulat
MTV Indonesiamenjadi Icon.
[butuh rujukan] Saat itu Slank berhasil mengalahkan
Dewa dan
Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di
TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh
Gigi,
Seurieus,
Netral,
Shanty dll. Slank sendiri tampil di akhir acara dengan lagu-lagunya.
[6]
2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya tampil di Korea Selatan. 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota
Gwangju.
The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul
Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu
Bang Bang Tut dan
Virus (English Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band, musisi yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.
Masih pada tahun yang sama, Abdee Negara melelang gitar
Fender Stratocaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta.
Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari
JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya saat rekaman maupun tour Slank sejak pertama Abdee bergabung. Harga tersebut dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga sempat melelang bass
Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.
Di tahun
2005, Slank merilis klip live DVD dan VCD. Diambil dari konser
A Mild Live Soundrenaline dengan materi lagu lima kota tempat berlangsungnya konser seperti Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Slank juga mengajak vokalis
Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu
I Miss You But I hate You.
Ajaran SlankissmeSunting
Akhir 2005, Slank merilis album studio ke-14, Slankissme. Hingga pada ulang tahun Slank ke-22 tahun di Ancol mereka telah memainkan materi album tersebut. Konser ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh
PAS Band,
Peterpan,
Naif,
Seurieus,
J-Rock's,
The Brandals,
Speaker F1rst,
Teamlo,
Melanie Soebono,
Ratu,
Cokelat,
Jacko,
Shanty dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu.
Slankissme sendiri adalah sebuah akronim dari Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme. Bimbim menyebut bahwa ada 13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan menjalani. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Tiga belas ajaran gak sempurna ini dijadikan Manifesto Slank, dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan manifesto-nya tersebut. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang balada Gak Ada 2nya serta Yang Manis, ketiganya dibuat klip. Kritis BBMdan Alami (Slank bermain akustik disini) diciptakan dalam sehari.
2 Januari 2006, Slank berangkat ke
Jepangdengan tujuan acara
Charity for Sumatra.Kemudian Slank gencar mempromosikan album barunya. Baik dari live on air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota di Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena pada tahun ini, selain promo album
Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser
Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank
Since 1983 di
Malaysia dan promo di negara tersebut. Di Malaysia, Slank harus kerja keras dan mereka kelelahan karena interview di televisi, radio serta media cetak disana. Puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta foto bersama.
Di Ngedjinggo Bareng Slank ini, mereka selalu mampir ke suatu tempat untuk kegiatan sosial yang melibatkan rakyat kecil dan juga kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di televisi, lalu juga konser sebagai penutup di event musik terkenal Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk mengisi acara di lima tempat live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana. Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album Slank yang telah dialihbahasakan ke bahasa Inggris agar albumnya bisa rilis di luar negeri. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan bermain di sana.
Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada.
Blues Saraceno, mantan gitaris group band
Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di
Musician Institute,
Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group
Crowned King,
Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada.
Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh Slank di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunialah tujuan berikutnya Slank. Slank ingin kembali menjadi
underground, yang belum dikenal oleh siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.
[butuh rujukan]
Pro-KPK digugat DPRSunting
2007, Slank kembali mengeluarkan
Slow But Sure. Inilah album yang bisa dibilang jawaban permintaan akustik Slank. Di album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu
Me & Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu
Sin City. Kemudian ada lagu
My Scooter Love, diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir lagu suara
Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul
Lapindoyang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu. Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff nya. Karena ada kata yang mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu ini di putar di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada sebuah
hidden trackdi lagu ini berjudul
Lilo. Lagu ini tidak tercatat di album tersebut tapi liriknya terdapat di
booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game
Lilo. Single album ini adalah
Cinta?, Slalu Begitu, dan
Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah sebuah boxer.
[butuh rujukan]
Slank masih melanjutkan acara tour Ngedjinggo Bareng Slank di musim yang kedua ini bersamaan dengan promo Slow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya duduk di sebuah koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu Me & Reny, Slank melakukan rotasi. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi.
Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser Slank untuk perilisan album internasional pertamanya. Slank yang biasanya tampil di semua kota dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya mengambil jatah satu kota.
Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus menyusul karena masalah visa. Nama aslinya yang berbau islami menjadi pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika. Maklum saja, pasca isu teroris berkembang, Amerika selalu waspada dan sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari negara Arab. Hal itu pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya yang berbau Arab.
Rekaman Slank di
Studio City Sound dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah Ridho datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat membuat sebuah lagu berjudul
Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya pada tahun 2008.
Tahun 2008, Slank sempat akan digugat oleh DPR karena saat itu Slank aktif mendukung
KPK dan sempat memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk dukungannya dan aktif bersuara saat melakukan pertunjukan. Namun ternyata ada lagu yang berjudul
Gossip Jalanan (dari album PLUR, tahun 2005) yang dianggap menyakiti lembaga tertentu.
[7][8] Kasus tersebut sempat ramai dibicarakan, dan banyak dukungan datang untuk Slank. Slank pun kerap dapat banyak permintaan membawakan lagu tersebut saat mereka melakukan pertunjukan.
Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. Slank berkenalan dengan musisi dari
Jepangbernama
The Big Hip. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personel tersisa melakukan jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip diboyong di pesta ulang tahun Slank ke-24 di Surabaya dengan titel
From Slank With Loveyang menampilkan
Maia Estianti,
T2,
Sarah Idol,
Sherina,
Astrid,
Julia Perez, dan
Nirina Zubir.
Pada tahun 2009, Slank bermain film yang diberi judul
Generasi Biru. Film ini bekerja sama dengan sutradara handal
Garin Nugroho. Filmnya menceritakan tentang perjalanan karier Slank dalam bentuk koreograpi. Para personel Slank menjadi dirinya sendiri. Ada 3 unsur dalam film ini. Yang pertama adalah animasi, koreo, dan dokumenter Slank yang kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day. Banyak lagu Slank yang juga diputar di film tersebut yang kemudian dirilis albumnya dengan tambahan dua lagu yaitu
Slank Dancedan
Monogami. Di IMDB, nilai untuk film
Generasi Biru mendapat nilai 7,4.
Nggak Ada MatinyaSunting
2013, di usia ke-30 tahun, Slank secara khusus menghadirkan beragam persembahan istimewa untuk Slankers yang selalu setia mendampingi Slank dalam situasi apapun terdapat : Film layar lebar, konser Road To 30th, konser akbar HUT 30th dan sebuah album terbaru Slank yang keseluruhannya merujuk pada satu jargon yaitu Slank Nggak Ada Matinya. Ini adalah album ke-20, terdapat 11 buah lagu. Album ini pun diproduseri sendiri dengan SLANK Record sebagai executive producer, PT. Virgo Ramayana Music & Entertainment sebagai distributor & Slank Records/PT.Nadaku Musik sebagai publisher.
Mereka bekerja sama dengan KFC Indonesia & Music Factory. Album ini direkam selama ramadhan, 12– 31 Juli 2013 di studio Slank Rec, Potlot, yang direkam serta diramu-akhir oleh Nandathebreng. Mastering album dikerjakan oleh Hok Laij. Album diedarkan dalam compact disc dan tersedia di seluruh store KFC se-Indonesia. Didalamnya, Slank turut menyertakan Pidato Soekarno di awal lagu Ngindonesia (courtesy of Youtube).
Slank satu panggung dengan mantan personelnya
Pay (gitar),
Reynold (gitar) dan
Indra Q (keyboard,piano), yaitu ketika merayakan ulang tahun ke 30 di Gelora Bung Karno, 13 Desember 2013. Minus Bongky yang belum pernah turut dalam konser bersama.
Ngeslank Rame-RameSunting
No comments:
Post a Comment